YTB; Part 2 (Wawancara dan Keberangkatan)
Assalamualaikum!
Pengumuman seleksi wawancara masuk ke email di awal bulan Mei. Wawancara di Indonesia dilakukan di dua tempat, yaitu Aceh dan Jakarta. Saya dapat email tiga hari sebelum wawancara, setelah baru pulang dari ambil data penelitian di Jawa Timur.
Wawancara bawa apa aja?
Berbekal photoshop seadanya, waktu itu saya menyiapkan beberapa lembar portofolio A3 berisi gambar-gambar untuk membantu menjelaskan siapa saya, aktivitas, rekam akademik dan research plan yang akan dibawa untuk program master nanti. Tempel grafis sana sini. Semua sertifikat, karya tulis dan berkas-berkas yang saya upload, saya masukkan di map-map plastik. Intinya mah, bawa semua, borong semua yang dianggap perlu. Sempat cari informasi juga tentang negara Turki, keunggulannya apa, terutama untuk bidang pertanian yang menjadi main field yang saya bawa. Memburu waktu ngeprint ke Gundaling Gunung Batu sebelum menuju stasiun untuk berangkat ke tempat wawancara.
Sertifikat GRE/GMAT? Nope. Takada :(
Wawancara dilakukan oleh dua mas-mas penyelenggara yang datang langsung dari Turki. Sepengamatan saya saat itu, sebagian besar teman-teman menghabiskan waktu 15-20 menit untuk wawancara.
Menunggu, bismillah, berdoa banyak-banyak.
Dipanggil. Masuk. Dan hal pertama yang mas-masnya tanyakan ketika melihat berkas aplikasi online saya;
“Loh, kok teknik mesin? Bukannya kamu dari teknik pertanian?”
Hmmmm.......
Saya coba menjelaskan bahwa rencana riset yang saya ajukan untuk program Master, yang merupakan lanjutan dari skripsi yang dikerjakan saat Sarjana, adalah berbasis simulasi dan pemetaan pergerakan fluida di dalam greenhouse. Dan topik ini bisa didapatkan di Teknik Mesin.
Turns out, masnya menjelaskan bahwa akan lebih sulit jika saya masuk ke jurusan Teknik Mesin murni, bukan Teknik Pertanian. Sambil masnya browsing (dibrowsingin coba..), saya juga direkomendasikan untuk melihat-lihat silabus atau mata kuliah dari jurusan Teknologi Pertanian di beberapa universitas. Pada akhirnya, saya diminta untuk meninjau ulang pilihan jurusan dan universitas, dan mengirimkan kembali lewat email dalam jangka waktu seminggu ke depan.
Jadi, temen-temen, ditinjau baik-baik ya pilihan jurusan yang diinputnya.... jangan kayak saya :”)
Alhamdulillah, alhamdulillah, kemarin tertolong dengan pewawancara yang luar biasa baiknya. Eh tapi memang baik loh. Kemarin juga sempat ada peserta wawancara yang diperbolehkan untuk dibantu peserta wawancara lain dalam berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Terlepas dari bagaimana kita menyampaikannya, mereka masih ingin tahu konten apa yang ingin peserta wawancara bawakan.
Masalah yang ditanya apa aja, itu macam-macam. Engga ada yang sama. Yang diminta ngerjain soal ada, ditanya tentang keluarga, kenapa milih Turki, dll dst. Kami pun ketika coba sharing satu sama lain mengenai wawancara, engga nemu titik tengah dan persamaannya kenapa bisa diterima. Wallahualam.
Tapi yang pasti, setiap orang punya keunikan dan kelebihan masing-masing. Tugas kita membawakan hal itu ketika wawancara. Membandingkan dengan orang sebelah juga engga akan ada habisnya; karena ya kan memang engga sama. Intinya ikhtiarnya dimaksimalkan aja; insya Allah engga akan rugi.
Habis wawancara... balik lagi deh ngolah data penelitian.
((ini saking kilatnya meuni takada footage sama sekali di kamera)) ((footage diambil dari grup wasap))
Pengumuman diterima beasiswa kami terima sekitar 1-2 bulan kemudian. Pengumumannya bertahap, mulai dari beasiswanya dulu. Baru beberapa minggu kemudian, kampus dan jurusannya.
Waktu itu siang hari di kampus, H-beberapa hari sidang. Langsung mengasing ke bangku sebelah lab TPPHP ketika grup whatsapp tiba-tiba ramai. Deg-degan tak terkira dan bengong sebentar ketika baca..
...
Department/Language of Instruction: Agricultural Biotechnology/Turkish
...
.
.
.
wait. what. Biotek?
Langsung meluncur ke website jurusannya (alhamdulillah ada yang versi bahasa Inggris) dan baca berkali-kali silabus kuliahnya.
Satu yang saya sadari; ini mah tak ada yang pernah dipelajari di TMB, jurusan saya di S1.
Hua. Kekmana. Kok nyasar kesitu........
Kemudian tanya-tanya. Tanya ke Allah, diri sendiri, orang tua, pembimbing, teman selab, kekmana ini bakal belajar apa nanti... tapi alhamdulillah diberi dukungan dan dikuatkan. Bahwa bidang keilmuan yang ditekuni ketika skripsi kemarin masih bisa berhubungan dengan bidang ini. Masih bisa beririsan dari sudut pandang yang lain. Diberikan juga beberapa referensi untuk mendukung hal itu. Bismillah dilanjutkan.
Toh ternyata saya sudah sampai di sini juga sekarang. Apapun keputusan yang kita ambil, selama sudah menyertakan Allah di dalamnya, pasti ada tujuannya. Mungkin sekarang saya masih engga ngerti, tapi Allah kan yang paling tahu.
((Sampai sekarang pun sih masih engga tahu belajarnya bakal kekmana....huhu. Semoga diberikan kelancaran. Amiin.))
Singkat cerita, minggu minggu setelahnya adalah masa pengurusan berkas. Berhubung ijazah dan transkrip nilainya belum keluar, jadi saya mengurus visa berbekalkan SKL dan surat yang menyatakan bahwa mahasiswa ini sudah lulus, dan ijazah serta transkrip sedang diproses.
visa nya keluar!
Pun ternyata, ketika ijazah dan transkripnya sudah keluar, masih ada prosedur lainnya yang harus diselesaikan. Pihak Kedubes Turki meminta berkas ijazah dan transkrip dalam bahasa Inggris. Jika dari kampus/sekolah dikeluarkan dalam bahasa Indonesia, harus terlebih dahulu diterjemahkan ke penerjemah tersumpah dan dilegalisir di Kemenlu dan Kemenkumham. Jika dari kampus/sekolah dikeluarkan versi bahasa Inggris tapi ada keterangan “translated”, tetap harus dilegalisir di Kemenlu dan Kemenkumham.
Dalam beberapa minggu pengurusan berkas ini juga bisa berkenalan dengan beberapa awardee lainnya yang senasib sepenanggungan. Ketemu juga sama Anggun yang senasib sepenanggungan sampai detik ini, wkwk. Merasakan beberapa hari jadi komuter PP Jakarta-Bogor. Hari wisuda pun besoknya ngurus berkas lagi. Alhamdulillah tapi bisa selesai (mepet) pada waktunya.
beneran pada mau ke Turki euy.
Di hari-hari saya wisuda kemarin, sudah ada beberapa awardee yang dapat informasi tiket keberangkatan lewat email. Hampir tiap hari di grup orang-orang bertanya tentang kabar tiket keberangkatan. Tapi belum pada dapat. Saya juga refresh email engga ada tanda-tanda. Sampai suatu hari, tepatnya 28 September 2018, kebetulan saya buka akun di website YTB.
.
Eh..... ini apa kok ada tulisan 01.10.2018?
.
Wagh. Ternyata berangkat 3 hari lagi. Dan infonya tidak masuk email.
Ya takpapa......
Teman-teman nanti kalau nunggu tiket keberangkatan cek di akun YTBnya juga ya...
Alhamdulillah euy buka akun. Entah apa kabar kalau engga buka. Alhamdulillah juga sudah cicil ngumpulin barang-barang perintilan walaupun belum dipacking.
Dua hari setelahnya saya coba manfaatkan sebaik mungkin untuk berpamitan, minta maaf, mohon doa restu, dan menghabiskan waktu bersama keluarga dan orang-orang. Sampai saat-saat bertemu di bandara untuk yang terakhir kalinya.
Bismillah. Semoga perjalanan ini menjadi berkah. Semoga dikuatkan untuk selalu lillah. 4 bulan berselang, dan masih baru dimulai.
Semoga sedikit sharing ini bisa bermanfaat. Sangat disarankan untuk mengecek halaman-halaman sebelah lainnya tentang YTB; banyak yang jauh lebih lengkap. Yang ini mah banyaknya curhat huehe. Jika ada yang ingin ditanyakan sangat dipersilahkan, semoga saya bisa bantu.
Ditunggu kedatangannya di Turki, teman-teman!
0 comments