YTB; Part 1 (Aplikasi Berkas)

by - 1:03 AM

[warning; long post tapi gambarnya dikit]

Assalamualaikum! 

H-12 penutupan pendaftaran beasiswa YTB 2019. 

Hari ini, tahun lalu... masih belum ngapa-ngapain karena pendaftarannya ditutup bulan Maret huehe. Tahun ini memang agak berbeda karena pendaftaran sarjana dan pascasarjana yang biasanya dibuat per gelombang, jadi disatukan dalam jangka waktu kurang lebih sebulan. 

Apa sih YTB? 

Ini. 
Turkiye Burslari Scholarship. Beasiswa pendidikan dari pemerintah Turki untuk mahasiswa sarjana dan pascasarjana mancanegara yang ingin melanjutkan studi di negaranya. Pendaftaran beasiswa ini juga berbarengan dengan pendaftaran universitasnya. Mirip-mirip SNMPTN ya, jadi kita daftar beasiswa sekaligus mengajukan pilihan jurusan dan universitas yang mau dipilih. Tidak perlu korespondensi atau mencari LoA terlebih dahulu dari universitas di sini. Jika diterima, penempatan universitas akan dilakukan oleh pihak penyelenggara beasiswa. 

Dilansir dari beritaturki.com, pendaftar beasiswa ini pada tahun 2018 kurang lebih 135.000 orang dari 150 negara. Tapi jumlah yang diterima pun ribuan kok, jadi jangan khawatir. 

Beasiswa yang dicover mencakup... semuanya. He alhamdulillah. Dari biaya kuliah, tempat tinggal dan jatah makan dua kali sehari, asuransi kesehatan, kursus bahasa Turki, tiket PP pertama pergi dan terakhir pulang, serta jatah bulanan. Intinya mah, tinggal bawa badan, sama belajar, insya Allah sudah bisa bertahan hidup. 

Ketentuan lebih lanjut bisa dilihat di turkiyeburslari.gov.tr. Atau googling aja, sudah banyaakk sekali tutorial, QnA dll yang tersebar di luar sana. Sampai bingung mau nulis apa. Mungkin sekarang langsung masuk ke cerita pengalaman kali ya, karena pengalaman tiap orang kan beda-beda. Saya juga pernah ada di posisi ini; googling (dan emang sengaja) cari-cari blog atau cerita perjuangan orang-orang apply beasiswa. Sedikit banyak jadi tergambar. Karena dulu saya merasa dibantu banyak, nah manatau sekarang yang ditulis ada yang berfaedah dan bermanfaat dikit. Amiin. 

Beberapa info di sini saya tulis juga berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang sempat beberapa kali diajukan. Okay, lets dig in!

Saya mulai coba-coba cari info beasiswa di sekitar bulan Januari-Februari; saat itu proposal penelitian baru naik tapi belum mulai penelitiannya. Cepet amat? Ya... kan manatau ada rezekinya yak. Memang ingin melanjutkan sekolah ke luar dari awal; untuk saya yang notabene 17 tahun bersekolah di kampung halaman. Bumi Allah itu luas, ilmuNya juga tanpa batas. Kalau ada kesempatan melangkahkan kaki lebih jauh, mengapa tidak? 

Waktu itu pernah sengaja mengasing di kursi-kursi depan loket mahasiswa di rektorat (masih di kampus, ada colokan, Wi-Fi, dekat mushola, perfect! *belum kenal LSI gedung B*). Berbekal buku biru serbaguna, pulpen gel (harus banget gel, sekarang pulpen gel mahal huhuh kangen pulpen gel) dan infografis tentang timeline beasiswa, saya buka website-websitenya satu-persatu. Syarat-syaratnya ditulis, dibuat list, coba dilihat kira-kira apa yang terpenuhi, mana yang engga, kalau engga kira-kira gimana cara menuhinnya, dst. 

Untuk saya yang waktu itu di kondisi jangankan-ada-ijazah-yah-penelitian-aja-belum-jalan, persyaratan dari beasiswa YTB ini termasuk yang kira-kira bisa terpenuhi. Kalau tidak salah, kita masih bisa mendaftar tanpa ijazah, mencantumkan bahwa kuliah S1 masih berlanjut, asalkan ada graduate expectation date nya. 

Seleksi beasiswa YTB hanya terdiri dari dua tahap, yaitu seleksi berkas secara online dan wawancara. Di seleksi berkas ini, isi informasi selengkap-lengkapnya dan usahakan tidak deadline. Belajar dari pengalaman, berkas online YTB bagi saya ternyata bukan yang sehari bisa kelar. Dan kita engga bisa melihat langkah selanjutnya kalau langkah awalnya belum diselesaikan. 

Seperti contoh, personal information. Segitu banyak dan detail, harus diisi semua sehingga pilihan untuk daftar beasiswanya bisa terbuka. Apakah harus upload detail? Karena tidak ada batas maksimal pengisian (mis: untuk penghargaan, pencapaian, publikasi, pengalaman kerja, dst). Diisi saja sedetail mungkin. Kita engga tahu mana yang bisa bikin lolos. 

Apakah diterjemahkan? Kalau saya kemarin, ijazah dan transkrip SMP dan SMA tidak diterjemahkan. Transkrip semester 1-7 diterjemahkan di kampus (bisa lewat Dit AP). Sertifikat, penghargaan, publikasi dst tidak diterjemahkan, tapi keterangan/judul dari berkas tersebut ditulis dalam bahasa Inggris. 

Pilihan untuk daftar beasiswa program Master tidak akan terbuka kalau kita belum menyelesaikan personal information di bagian program Sarjana. Pilihan jurusan/universitas yang dapat kita pilih juga terbatas, hanya yang sesuai dengan jurusan kita sebelumnya. Kalau saya tidak salah, pilihan jurusan dengan pengantar bahasa Inggris juga hanya akan terbuka jika kita upload sertifikat kemampuan bahasa Inggris. 

Jadi, diisi selengkap-lengkapnya yah! 

Tentang sertifikat bahasa Inggris, saya waktu itu baru punya sertifikat TOEFL ITP (tes di ILP pakai kupon gratis dari Himateta huehe thanks Himat!). IELTS.. sudah cicil-cicil belajar dari agak lama tapi kok masih belum punya nyali tes beneran. Baru ikut prediction-predictionnya aja. Qadarullah jadinya belum kesampaian tes IELTS beneran sampai sekarang... Pun ternyata untuk hidup di Turki sendiri, pada akhirnya kita semua akan kursus bahasa Turki ya. Jadi jangan takut, coba dulu engga masalah. 

Ohiya, di akun instagramnya YTB (bisa dicek @turkiyeburslari) dihimbau untuk sudah menggunakan identitas diri berupa paspor. Bukan kewajiban ya, tapi himbauan. Jadi selagi ada waktu boleh dicicil bikin paspornya. 

Recommendation letter bisa didapatkan dari dosen pembimbing, kepala jurusan atau pengajar yang kenal dengan kita. Bisa juga dari atasan kerja. Saya mendapatkan surat rekomendasi dari dosen pembimbing dan ketua departemen. Dalam bahasa Inggris, formatnya bebas. 

Setelah personal information beres, bisa lanjut ke bagian pendaftaran beasiswa. Dalam LoI (Letter of Intent), terdapat beberapa pertanyaan mengenai rencana studi lanjut yang akan dilakukan. Setiap pertanyaan dijawab dengan minimal 75 kata, maksimal 300 kata. Dulu, kata dosen saya sebelum sidang, saya termasuk orang yang kalau ditanya apa jawabnya muter-muter. Hehe. Kebiasaan yang tidak baik. Sebaiknya dihindari. Jawab apa yang ditanyakan; baru kemudian dijabarkan lebih lanjut. Jangan banyak di intro. 

Pilihan universitas dan jurusan bisa dipilih di bagian ini. Ada 12 slot yang diurutkan berdasarkan preferensi. Saya waktu itu sama sekali engga kepikiran untuk kuliah pakai bahasa lain (ada bahasa Inggris aja sudah syukur huhu). Dan... dengan tidak berpikir panjang hanya memasukkan jurusan-jurusan Teknik Mesin dan Teknik Elektro dari kampus-kampus yang termasuk urutan atas. Bravo, si yang-sarjana-aja-belum, bravo.

Sebagai catatan, ada beberapa jurusan yang membutuhkan syarat tambahan, seperti sertifikat GRE/GMAT. Belum perlu diupload saat itu, tapi disarankan untuk dibawa ketika wawancara. GRE/GMAT itu apa? Semacam tes masuk pascasarjana untuk sains (GRE) dan bisnis atau manajemen (GMAT). Apakah saya upload? Engga, baru juga denger kemarin pas apply. Si pintar memang suka cari mati :)) 

((konsekuensi dari pemilihan jurusan ini akan dilanjutkan di Part 2))

Saya menyelesaikan bagian ini di jam-jam terakhir penutupan. Lelah selelah-lelahnya karena servernya sangat sibuk. Selalu disambut dengan tulisan “Hata!” padahal udah ditungguin lama. Akhirnya berhasil mensubmit setelah menyerah pakai laptop di rumah karena harus keluar dan dilanjut pakai HP. Padahal waktu itu hanya gelombang pascasarjana. Jadi untuk sekarang, yang semua jenjang digabung, jangan menyerah kalau error terus. Kemungkinan terjadi server sibuk sangat-sangat besar. Kalau gabisa-bisa masuk, coba terus. 

Tutorial pengisian form online juga sampai ada di youtube loh, bisa dicek:

yak karena post ini sangat panjang, kita bertemu lagi di Part 2 ya!

You May Also Like

0 comments