Summer Solstice
Assalamualaikum.
Terakhir kali bikin post, muncul untuk kemudian pergi kembali, haha. Dari yang bilangnya sudah mau masuk C1, sekarang sudah ujian sekitar seminggu yang lalu. Tidak kemana-mana, hanya menulis di tempat yang berbeda.
Cuaca di sini sudah benar-benar berubah dari pertama kali datang dulu. Di dalam bus dan kelas sudah mulai sumuk. Mataharinya terik. Walaupun ternyata, siang terlama bukan berarti suhu udara tertinggi. Kabarnya, Samsun akan jadi sebenar-benarnya panas dan lembab bulan Juli-Agustus nanti. Para jaket dan sweater sudah masuk ke penyimpanan, payung pun siap siaga. Samsun suka hujan dadakan, mirip Bogor. Tapi hujannya nggak lama, dan alhamdulillah nggak bikin mati listrik atau pohon tumbang.
Kemarin, tertanggal 21 Juni. Summer Solstice, siang terlama sepanjang tahun. Masih suka kagum sendiri menyaksikan fenomena matahari yang terbit-terbenamnya bukan di titik timur dan barat pas. Kalau beberapa bulan yang lalu, matahari terbenamnya masih di belakang Blok C, sekarang sudah geser jadi ke balik bukit.
Buat diri ini yang sempat berkutat di astronomi bola, gambar lintasan matahari yang bergeser sesuai lintang pengamat dan tanggal pengamatan tanpa pernah menyaksikan secara langsung, suka bikin tercenung sendiri. Sudah paling keren memang Allah menciptakan bumi miring 23.5.
Selamat, sudah melewati dua solstice di bumi yang ini, setelah postingan Winter Solstice bulan Desember lalu. Sudah setengah putaran lebih mengelilingi matahari di tempat yang jauh dari rumah. Gerçekten, jadi musafir terlama sepanjang 22 tahun hidup. Gapapa. Betah-betah, ya.
img by pexels.com
0 comments